Kamis, 31 Januari 2008

Pemisah Ruangan Berukir

Pemisah Ruangan Berukir ....

Gebyok berukuran tinggi 3,15 meter dan lebar 6,5 meter ini tidak termasuk barang antik karena dibuat kira-kira 20 tahun yang lalu. Terbuat dari kayu jati tua yang diukir sangat indah dan detil yang memiliki motif ukiran Madura.

Gebyok ini memiliki Ukiran di kedua sisinya (ukiran bolak-balik) sehingga dapat dijadikan ornamen penghias 2 ruangan sekaligus.

Kaca Patri Antik

Kaca Patri Antik ....

Tidak banyak orang yang memperhatikan salah satu ornamen penting ini dalam suatu bangunan. Padahal ornamen itu sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia yang kaya akan matahari. Ornamen tersebut akan semakin indah bila cahaya sinar matahari menembusnya. Ornamen indah itu adalah kaca patri yang dalam bahasa Belanda disebut glass-in-lood. Sementara itu dalam bahasa Inggris disebut leaded glass atau stained glass art.

Seni kaca patri merupakan ornamen arsitektur yang berasal dari Eropa. Penggunaan kaca warna pada jendela terutama untuk Gereja dimulai pada pertengahan abad ke-12. Pada zaman Gotik inilah, seni ini berada pada puncak kejayaannya. Jauh sebelumnya, teknik pewarnaan pada kaca sudah dikenal di Mesir dan Mesopotamia pada milenium ketiga sebelum masehi. Yang kemudian berkembang pada masa Romawi.

Di Indonesia sebenarnya kita mengenal pula ornamen kaca patri ini. Namun, tidak jelas siapa yang membawa seni kaca patri ini ke Indonesia. Menariknya, sampai paruh pertama abad ke-19 kaca termasuk jenis barang mewah dan sangat mahal. Baik di Indonesia maupun di Asia, termasuk China dan Jepang. Dari arsip laporan tahunan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) di Batavia untuk kantor pusat di Amsterdam, terdapat beberapa catatan tentang impor barang-barang kaca dari Belanda atau Eropa. Barang-barang kaca itu untuk dijual atau diberikan sebagai hadiah kepada raja-raja atau sultan-sultan di Indonesia. Pada 1675 VOC sempat memikirkan untuk mendirikan pabrik kaca di Batavia tetapi rencana itu tidak terwujud. Di Indonesia pun, bahan kaca tetap langka sampai awal abad ke-20, kecuali untuk kalangan terbatas. Baru sesudah 1910-an kaca semakin terjangkau dengan impor kaca dari Jepang.

http://achmadsunjayadi.wordpress.com

Saya memperoleh kaca patri ini di tahun 2004 dari seorang pedagang barang antik di Jakarta, tetapi sepertinya kaca patri antik ini sudah berpindah tangan dari satu pedagang antik ke pedagang antik lainnya berkali-kali selama bertahun-tahun sehingga pedagang barang antik ini tidak mengetahui asal muasal, sejarah dan dibongkarnya kaca patri ini dari gedung apa.