Selasa, 25 September 2007
Joglo Tua, Pendopo Depan
Pada tahun 2003 ada seorang teman yg kebetulan berdagang barang antik di kemang datang menemui saya, dia mengatakan ada sebuah Joglo tua dan antik dari Kudus yang sudah 1 tahun tidak di tebus oleh pembelinya. Dikarenakan kebutuhan yang mendesak, dia meminta saya agar membeli Joglo tersebut. Saya coba mengecek keberadaan dan kelengkapan Joglo itu yang ternyata dalam kondisi berserakan dan terbengkalai, mengenaskan sekali. Tanpa pikir panjang saya membelinya. maklum harganya amatlah murah!!
Joglo tua itu terbuat dari kayu Jati dan memiliki 9 tumpang sari bersusun indah keatas. Istimewanya, diantara tumpang sari tersebut terdapat 2 hiasan unik (bisa dilihat di gambar) yang belum pernah saya lihat di Joglo2 dg tumpang sari yang lain. Ukuran Sokonya tidak terlalu besar dan hanya sekitar 18 cm, panjang x lebar Joglo itu adalah 4 meter x 2 meter.
Saat ini Joglo itu saya fungsikan sebagai Pendopo depan rumah, lengkap dengan satu set kursi becak antik, marmer Dark Emperador dari Tulungagung sebagai lantainya, sepasang patung Gupolo terbuat dari batu candi yang diperoleh di Muntilan Jawa Tengah sebagai penjaganya dan lampu kristal sebagai penerangnya.
Relief Ramayana
Relief ini terbuat dari kayu Jati utuh yang diukir dan dibentuk sehingga tercipta relief dengan tema Ramayana yang sangat indah dan memiliki detil yang luar biasa. Ukuran 2.50 meter x 1.25 meter dan memiliki ketebalan lebih dari 12 cm.
Yang terbayang adalah, keahlian - kesabaran - ketekunan dari sang pembuat relief ini dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat mahakarya tersebut, 6 bulan? 12 bulan? atau lebih?
Saya memperolehnya secara tidak sengaja dikarenakan ada seorang kolektor (yang juga seorang Purnawirawan berpangkat Jenderal) menjual koleksi2nya dengan harga cukup murah. Waktu itu beliau menjual banyak koleksinya termasuk 3 relief ukuran besar, dan saya cukup beruntung dapat memperoleh salah satunya . namanya juga PEMULUNG !
Yang terbayang adalah, keahlian - kesabaran - ketekunan dari sang pembuat relief ini dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat mahakarya tersebut, 6 bulan? 12 bulan? atau lebih?
Saya memperolehnya secara tidak sengaja dikarenakan ada seorang kolektor (yang juga seorang Purnawirawan berpangkat Jenderal) menjual koleksi2nya dengan harga cukup murah. Waktu itu beliau menjual banyak koleksinya termasuk 3 relief ukuran besar, dan saya cukup beruntung dapat memperoleh salah satunya . namanya juga PEMULUNG !
Selasa, 18 September 2007
Komik Klasik Indonesia
Komik Klasik Indonesia ....
ini salah satu harta karun saya yang memang saya koleksi sejak saya masih SD, dulu seolah tiada hari tanpa membaca komik .. di rumah, di tempat teman bahkan disekolah selalu komik2 ini menemani hari-hari saya. Saya bahkan pernah membuat taman bacaan kecil di rumah, namanya Zanzino (zana zini nongkrong).
Sedih juga kalo mengingat keberadaan komik klasik Indonesia, pada tahun 1960-an sampai akhir tahun 1970-an, komik ini memperoleh masa kejayaanya. Hampir dipastikan semua anak pada waktu itu senang membaca komik, bahkan seolah2 komik2 itu menjadi musuh bebuyutan para orang tua dan guru2 di sekolah karena dianggap menimbulkan rasa malas di kalangan murid2 sekolah. Komik ini mengalami masa kemunduran sekitar tahun 1980-an dan di gantikan dengan generasi komik2 dari Jepang (manga), US (Superman Batman) dan Eropa (Tintin, Asterik). Ironisnya, dewasa ini komik2 lama yang pernah ada ternyata sangatlah sulit ditemukan, bukan karena hilang atau dicuri tetapi komik2 lama itu hilang lantaran di buang, dijadikan kertas pembungkus atau bahkan di bakar karena dianggap barang yang sudah tidak berguna lagi. sedih ..
Komik klasik Indonesia hadir dalam beberapa tema, antara lain:
1. Superhero (Godam, Gundala dll)
2. Roman Remaja
3. Wayang
4. Silat (Si Buta dari Goa Hantu, Jaka Sembung dll)
5. Perjuangan
6. Komedi
7. Komik Medan
ini salah satu harta karun saya yang memang saya koleksi sejak saya masih SD, dulu seolah tiada hari tanpa membaca komik .. di rumah, di tempat teman bahkan disekolah selalu komik2 ini menemani hari-hari saya. Saya bahkan pernah membuat taman bacaan kecil di rumah, namanya Zanzino (zana zini nongkrong).
Sedih juga kalo mengingat keberadaan komik klasik Indonesia, pada tahun 1960-an sampai akhir tahun 1970-an, komik ini memperoleh masa kejayaanya. Hampir dipastikan semua anak pada waktu itu senang membaca komik, bahkan seolah2 komik2 itu menjadi musuh bebuyutan para orang tua dan guru2 di sekolah karena dianggap menimbulkan rasa malas di kalangan murid2 sekolah. Komik ini mengalami masa kemunduran sekitar tahun 1980-an dan di gantikan dengan generasi komik2 dari Jepang (manga), US (Superman Batman) dan Eropa (Tintin, Asterik). Ironisnya, dewasa ini komik2 lama yang pernah ada ternyata sangatlah sulit ditemukan, bukan karena hilang atau dicuri tetapi komik2 lama itu hilang lantaran di buang, dijadikan kertas pembungkus atau bahkan di bakar karena dianggap barang yang sudah tidak berguna lagi. sedih ..
Komik klasik Indonesia hadir dalam beberapa tema, antara lain:
1. Superhero (Godam, Gundala dll)
2. Roman Remaja
3. Wayang
4. Silat (Si Buta dari Goa Hantu, Jaka Sembung dll)
5. Perjuangan
6. Komedi
7. Komik Medan
Minggu, 16 September 2007
Ningyo - Boneka Tradisional Jepang
Nihon no Ningyo ..
Negara Jepang selain terkenal dengan teknologinya, juga sangat membanggakan kesenian tradisionalnya. Saat ini mereka sudah dapat membuat robot yang super canggih tetapi mereka juga sangat meng-agungkan boneka tradisionalnya yang masih di buat dengan tangan (hand made), masih memiliki nilai magis yang kental dan memiliki harga yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga sebuah robot canggih sekalipun.
Boneka tradisional di Jepang juga masih menjadi barang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan masih digunakan di banyak perayaan2 atau festival (matsuri)
Tahun 2001 saya memperoleh beasiswa belajar di Tokyo selama 2 tahun, saya mempunyai kesempatan untuk mempelajari, menikmati dan mengkoleksi boneka ini, disela2 waktu belajar saya bergerilya ke setiap pasar2 loak, pasar antik, flea market dan bazzar di seluruh pelosok kota Tokyo dan sekitarnya untuk memburunya. namanya juga PEMULUNG !
Sekarang teman2 di Indonesia bisa ikut menikmati keindahan boneka tradisional Jepang ini karena diwaktu2 tertentu saya mempunyai kesempatan untuk melakukan Pameran. Biasanya tawaran pameran datang dari The Japan Foundation (Pusat Kebudayaan Jepang), Perhimpunan Alumni Jepang (PERSADA), Hotel2, Mall2 atau Universitas2 yang kebetulan sedang mengadakan acara yang bertema Jepang.
Kamis, 13 September 2007
Benz 280S 1973, my Barong
Mobil ini adalah Mercedes Benz 280S Automatic Transmision buatan tahun 1973.
Pada tahun 1974, mobil ini masuk ke Indonesia dari Jerman melalui pelabuhan Tanjung Priok dengan fasilitas bebas bea dan digunakan oleh seorang Professor berdarah Belanda yang diperbantukan kepada Pemerintah Indonesia.
Sampai saat ini kondisi masih sangat baik, semuanya saya biarkan dalam kondisi orisinil termasuk cat juga masih orisinil.
Kilometer mobil ini masih sangat rendah, sepertinya sejak dulu mobil ini hanya digunakan disaat-saat tertentu saja karena mungkin disebabkan mobil ini dari baru memang tidak dilengkapi AC.
Mobil yang di negara asalnya bernama Mercedes Benz W116 ini adalah mobil mercy yang pertama kali secara "resmi" menyandang nama S-Class atau Sonderklasse (special class), generasi sebelumnya juga sudah menyandang nama S-Class tetapi tidak resmi. http://www.w116.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Mercedes-Benz_W116
Langganan:
Postingan (Atom)