Wayang Beber ...
Keberadaan wayang di Indonesia mempunyai letak tersendiri di masyarakatnya. Tak ada catatan kapan pertama kali wayang dimainkan. Berbagai jenis wayang pun muncul seiring dengan perkembangan jaman. Setelah masuknya agama Hindu dan Islam, wayang mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai alat penyebaran agama.
Dipercaya sebagai bentuk pertunjukan wayang tertua adalah wayang beber. Berbeda dengan penerusnya dimana wayang dibentuk menyerupai manusia, wayang beber hanya menggunakan gambar dengan narasi untuk menceritakan kisah-kisahnya. Sesuai dengan namanya, beber berarti menceritakan.
Tercatat dalam sejarah, pada tahun 861 M, Raja Hindu Jayabaya dari Mamenang, Jawa, memerintahkan seniman-senimannya untuk membuat gambar dari patung-patung leluhurnya di atas daun palem. Dia kemudian menyebutnya wayang purwa. Selanjutnya wayang purwa pun mengalami pergeseran makna, hingga saat ini, wayang purwa lebih dikenal sebagai wayang kulit.
Gambar-gambar di atas daun tersebut kemudian dibuat lagi di atas selembar kertas. Karena mahalnya harga kertas pada masa itu, kertas yang digunakan pun tidak dipotong-potong menjadi banyak. Sebaliknya, gambar-gambar tersebut dilukiskan saling bersebelahan sepanjang kertas yang ada. Kertas yang telah berisi gambar kemudian digulung menggunakan tongkat di ujung-ujungnya, dan disimpan dalam bentuk surat gulungan. Saat Raja ingin melihatnya kembali, surat gulungan dikeluarkan dan dibuka, dipindahkan dari satu ujung tongkat ke ujung lainnya. Gambar yang ada pun diterangkan dengan narasi.
Seperti wayang lainnya, wayang beber dimainkan oleh dalang. Dalam pertunjukannya, dalang memulainya dengan memberikan petunjuk bagi gamelan untuk mulai bermain. Selanjutnya dalang membuka gulungan yang akan diceritakan. Dengan bernyanyi dan berbicara, dalang menarasikan cerita dengan lebih detail. Gambar ditunjukkan satu per satu. Setiap gulungan merupakan satu kisah atau satu bagian dari suatu kisah. Kisah yang biasa diangkat oleh wayang beber biasanya adalah kisah Ramayana, Mahabarata, Jenggala, atau kisah-kisah duniawi dari desa dan kerajaan lain.
Sayangnya saat ini keberadaan wayang beber sudah hampir punah. Wayang pun lebih identik dengan wayang kulit yang kepopuleranya hingga ke luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar