Rabu, 10 Oktober 2007

Ubin Kuno nan Cantik

Ubin Kuno nan Cantik ...

Ubin atau sering disebut "Tegel", adalah jenis lantai yang terbuat dari bahan dasar berupa campuran pasir dan semen yang dihiasi dengan pewarnaan polos atau memiliki motif yang klasik dan tampil sangat unik.

Pada awal tahun 1900-an Ubin ini sangatlah terkenal dan hampir selalu menghiasi rumah mewah pada masa itu. Saat ini pun, ubin jenis ini masih dapat kita temui di rumah-rumah kuno bekas peninggalan Belanda, keraton-keraton di pulau Jawa dan juga gedung atau fasilitas umum yang memang dibangun pada jaman penjajahan Belanda seperti stasiun kereta api dan gedung museum.

Di Yogyakarta ada sebuah pabrik yang masih memproduksi lantai jenis ini, namanya "Pabrik Tegel dan Beton Kunci". Pabrik ini didirikan pada tanggal 16 Desember 1929 oleh dua warga negara Belanda yang tinggal di Indonesia, yaitu Louis Maria Stacker dan Julies Gerrir Corrane, dulu pabrik ini bernama"Firma Tegelfabrik Midden Java". Disini kita dapat melihat tegel-tegel unik yang diproduksi pada awal berdirinya pabrik ini karena tegel-tegel itu dipasang pada lantai ruang tamu. Banyak tegel-tegel bermotif produksi pabrik ini yang menghiasi lantai bangunan bersejarah, diantaranya Keraton Yogyakarta, Gedung Wilis, dan bangunan tua lainnya di Yogyakarta.

Sepeda Onthel

Sepeda Onthel ...

Sepeda pertama kali dibuat di negara Prancis pada 1791. Pada tahun 1817 Baron Von Drais de Sauerbrun membuat sepeda kayu tanpa pedal yang pertama. Sepeda ini disebut Hobby Horse (sepeda kuda-kudaan). Dan pada 1839 sepeda memakai pedal pertama kali digunakan, namun bentuknya juga sangat lucu, karena roda depan besar sementara roda belakang kecil. Sehingga cara memakainya pun dibutuhkan keterampilan akrobatik.

Sepeda masuk Indonesia baru di awal abad ke-20 atau sekitar tahun 1910. Kala itu sepeda yang dipakai para kolonial itu dibawa dari negara asalnya. Baru setelah itu sepeda mulai dipakai para bangsawan, para misionaris dan saudagar kaya. Fiets, begitu para kolonial ini menyebut (menamakan) sepeda. Namun, karena lidah Jawa tak fasih, orang lantas menyebut dengan "pit".

Sementara onthel dimaksudkan mengayuh, jadi sepeda onthel ini artinya sepeda yang di kayuh.

Sepeda saya bermerk SPARTA buatan Holland, memang usianya belum terlalu tua, kemungkinan di buat sekitar tahun 1940an. Tapi keunikanya adalah sepeda itu berjenis "Tandem" alias memiliki 2 tempat duduk, 2 pedal, 2 stang ... pokoknya semua serba ada 2.

“Kring..kring, kring ada sepeda, sepedaku roda tiga, kudapat dari ayah, karena aku rajin belajar..” Begitulah nyanyian anak-anak yang kini sudah jarang kita dengar.

Senin, 08 Oktober 2007

Iklan Bioskop tahun 1950an

Iklan Bioskop tahun 1950an ...

Kalo kita perhatikan iklan-iklan bioskop ini rasanya unik, menarik dan jadul banget ... ya dari kata-kata dan ejaanya, dari nama-nama pemainnya ataupun dari gambarnya. Memang itulah sebagian daya tarik iklan-iklan lama itu.

Dengan melihatnya, pikiran kita langsung terbayang suasana di awal tahun 1950an dimana suasana mungkin film2 hollywood dan cineplex 21 belum merajai dunia perfileman di Indonesia.

Iklan bioskop unik ini saya dapatkan dari seorang teman yang tinggal di Malang, dikumpulkan dari bioskop2 sekitar Malang, Jombang dan kota-kota lain di Jawa Timur.

Minggu, 07 Oktober 2007

Joglo Tua, Pendopo Belakang

Joglo Kuno ...

Pendopo Joglo kayu Jati asal Kudus ini memiliki ukuran 12 meter x 10 meter dengan 9 rangkap tumpang sari ber-ukir. 4 buah tiang soko gurunya berukuran 20cm dan memiliki ketinggian 5,5 meter. Di lengkapi 1 set Gebyok tua rangkap 2 asal Demak yang memiliki lebar 9,5 meter.

Saat ini pendopo ini sering digunakan sebagai pelaminan ketika ada acara resepsi pernikahan yang bertema pesta kebun (out door) di rumah ini.

Cerita sedikit, kalo boleh jujur ... pembangunan Pendopo dengan melakukan pemasangan Joglo tua ini sebenarnya sangat "dipaksakan" mengingat kondisi keuangan pada waktu itu sedang sangat sangat prihatin .. hampir seluruh tabungan saya ludes dalam proses penyelesaian nya. Di balik segala kesulitan dalam pembangunannya, semoga kehadiran pendopo ini dapat memberikan manfaat untuk banyak pihak.

Disini saya hadirkan gambar-gambar tahapan pembangunan pendopo ini, dari mulai awal sekali sampai pendopo ini berdiri dengan gagahnya.

Wayang Beber

Wayang Beber ...

Keberadaan wayang di Indonesia mempunyai letak tersendiri di masyarakatnya. Tak ada catatan kapan pertama kali wayang dimainkan. Berbagai jenis wayang pun muncul seiring dengan perkembangan jaman. Setelah masuknya agama Hindu dan Islam, wayang mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai alat penyebaran agama.

Dipercaya sebagai bentuk pertunjukan wayang tertua adalah wayang beber. Berbeda dengan penerusnya dimana wayang dibentuk menyerupai manusia, wayang beber hanya menggunakan gambar dengan narasi untuk menceritakan kisah-kisahnya. Sesuai dengan namanya, beber berarti menceritakan.

Tercatat dalam sejarah, pada tahun 861 M, Raja Hindu Jayabaya dari Mamenang, Jawa, memerintahkan seniman-senimannya untuk membuat gambar dari patung-patung leluhurnya di atas daun palem. Dia kemudian menyebutnya wayang purwa. Selanjutnya wayang purwa pun mengalami pergeseran makna, hingga saat ini, wayang purwa lebih dikenal sebagai wayang kulit.

Gambar-gambar di atas daun tersebut kemudian dibuat lagi di atas selembar kertas. Karena mahalnya harga kertas pada masa itu, kertas yang digunakan pun tidak dipotong-potong menjadi banyak. Sebaliknya, gambar-gambar tersebut dilukiskan saling bersebelahan sepanjang kertas yang ada. Kertas yang telah berisi gambar kemudian digulung menggunakan tongkat di ujung-ujungnya, dan disimpan dalam bentuk surat gulungan. Saat Raja ingin melihatnya kembali, surat gulungan dikeluarkan dan dibuka, dipindahkan dari satu ujung tongkat ke ujung lainnya. Gambar yang ada pun diterangkan dengan narasi.

Seperti wayang lainnya, wayang beber dimainkan oleh dalang. Dalam pertunjukannya, dalang memulainya dengan memberikan petunjuk bagi gamelan untuk mulai bermain. Selanjutnya dalang membuka gulungan yang akan diceritakan. Dengan bernyanyi dan berbicara, dalang menarasikan cerita dengan lebih detail. Gambar ditunjukkan satu per satu. Setiap gulungan merupakan satu kisah atau satu bagian dari suatu kisah. Kisah yang biasa diangkat oleh wayang beber biasanya adalah kisah Ramayana, Mahabarata, Jenggala, atau kisah-kisah duniawi dari desa dan kerajaan lain.

Sayangnya saat ini keberadaan wayang beber sudah hampir punah. Wayang pun lebih identik dengan wayang kulit yang kepopuleranya hingga ke luar negeri.

http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_Beber

Enamel Roko Prijaji

Enamel ..

Mungkin mustahil bagi manusia untuk mengulang waktu dan kembali ke kehidupan masa lalu. Tanpa disadari, sebuah iklan dari pelat besi bernama Enamel ternyata sanggup mewujudkan khayalan tersebut. Ya, enamel seperti menjadi pencatat sejarah silam media iklan.

Sifat Enamel, yang kokoh dan kuat, yang akan membawa kembali ingatan pada kerasnya kehidupan masa penjajahan kolonial. Pilihan kata dalam Enamel yang selalu memuat oe sebagai pengganti u, atau tj untuk c, yang semakin menguatkan kenangan itu.

iklan Enamel memang lahir pada masa ejaan kuno itu masih digunakan, yaitu era 1930-an. Saat itu Enamel digunakan untuk berpromosi, khususnya di luar ruangan. Sayang, iklan ini hanya bertahan selama dua dekade. Ada peralihan setelah Perang Dunia II berakhir, yaitu pada pemilihan media berpromosi. Para pengiklan lebih banyak memilih majalah, koran, dan almanak untuk memperkenalkan produknya.

Penyebab lain yang mendukung terjadinya peralihan ini ialah pembuatan Enamel yang sangat sulit dan berliku. Enamel membutuhkan selembar pelat besi atau baja dengan ketebalan 2-3 milimeter sebagai bahan dasar. Semakin besar ukuran enamel, semakin tebal pula bahan pelatnya.

Ketebalan pelat ternyata menjadi bentuk penyesuaian tersendiri bagi proses cetak selanjutnya. Enamel dicetak dengan menggunakan cat khusus sejenis glasuur dan dibakar di dalam oven keramik yang suhu panasnya mencapai 900 derajat Celsius. Pembakaran ini dilakukan berulang-ulang sesuai banyaknya ragam warna yang dipakai. Besi biasa tentu akan hancur pada proses ini.

Bisa jadi, proses persiapan Enamel ini memerlukan waktu hingga berbulan-bulan lamanya. Ini masih belum termasuk waktu pengiriman enamel karena saat itu pembuatan enamel baru bisa dilakukan di Inggris, Belanda, Jerman, dan Perancis.

Singkatnya masa "hidup" Enamel membuat benda ini bernilai tinggi. Di samping jenisnya yang terbatas, jumlah untuk tiap jenis tidak terlalu banyak. Ironisnya, banyak Enamel yang dibuang begitu saja oleh pemiliknya atau difungsikan sebagai penutup dinding. Barulah pada awal dekade 1980-an mulai timbul ketertarikan beberapa pihak untuk mengoleksi Enamel. Enamel bisa di temui di kota-kota yang pernah menjadi pusat-pusat penjajahan Belanda dan beberapa lokasi lain yang memiliki bangunan-bangunan tua.

Kamis, 04 Oktober 2007

Kursi Becak Antik

Kursi Becak Antik ..
Pernahkah anda membayangkan bagaimana model kursi di masa kira-kira 100-an tahun yang lalu di Indonesia? Ternyata banyak sekali ditemukan model-model kursi di masa lalu, ada yang bentuk nya kecil, sedang dan ada yang cukup besar. Kursi-kursi tersebut terbuat dari bahan kayu Jati dan menggunakan jalinan rotan sebagai alas duduknya. Biasanya 1 set kursi lengkap terdiri dari 3 unit kursi single dan 1 unit kursi double yang dilengkapi dengan 1 unit meja.

Bentuknya yang unik dan lucu sangat menarik minat saya untuk memburunya. Memang saya mendapatkan kursi-kursi itu dalam kondisi yang kurang layak dan bahkan mengenaskan. Diperlukan waktu dan usaha untuk mengembalikan kondisinya menjadi cantik kembali. Beberapa set kursi saya dapatkan dari sebuah restoran es krim tua (es krim "Oen") yang berada di kota Semarang dan ada juga hasil buruan saya di daerah Rempoa Jakarta.

Demi menambah keindahan dan kenyamanan kursi-kursi tua ini, saya juga mengganti anyaman sebagai alas duduknya dengan busa empuk yang dilapis kulit sintetis atau bahan yang nyaman untuk diduduki.